Minggu, 11 November 2012

Bagaimana Bible Berbicara Tentang Perempuan ?

Bulan April lalu topik tentang perempuan marak dibahas di negeri ini. Namun selalu ujung-ujungnya adalah agenda-agenda kaum feminis yang diangkat di publik dan disosialisasikan. Seolah April menjadi momen spesial ajang kampanye kaum feminis.

Namun di sisi lain alhamdulillah, umat Islam semakin paham bahwa ide-ide feminisme bukannya membawa kaum perempuan menjadi makin cerdas, sejahtera, bermartabat dan nyaman. Tapi justru menjerumuskan kaum perempuan pada kehinaan.

Islam sebagai agama yang mengatur segala urusan manusia di dunia memuat aturan-aturan yang memuliakan perempuan. Dan terbukti ketika syariat Islam diterapkan, maka yang terwujud adalah kesejahteraan.

Namun bagaimana tuntunan agama lain mengenai perempuan? Apakah agama lain juga bermaksud untuk memuliakan perempuan sebagaimana dalam Islam?

Bagaimana Bibel berbicara tentang perempuan?

Dalam Bibel, Perjanjian Baru, Timotius 2 :14-15 dikatakan demikian, “Lagipula bukan Adam yang tergoda, melainkan perempuan itulah yang tergoda dan jatuh ke dalam dosa. Tetapi perempuan akan diselamatkan karena melahirkan anak, asal ia bertekun dalam iman dan kasih dan pengudusan dengan segala kesederhanaan”.

Dalam ayat Bibel di atas, wanita disalahkan sebagai biang dosa yang menyebabkan Nabi Adam as turun ke bumi. Kisah tentang Hawa yang memberikan buah terlarang pada Adam (Kejadian 3 :1-19), sehingga Hawa mendapatkan laknat abadi karena mewariskan dosa.

Ajaran-ajaran seperti itulah yang akhirnya menyebabkan Kristen mengganggap perempuan sumber kejahatan dan tipu daya.

Lebih lanjut filosof Barat, Christome menjelaskan : “Perempuan adalah keburukan yang pasti, tipu daya alam dan bencana yang tak terelakkan, bahaya dalam rumah, fitnah yang merusak da ia jahat berlumur darah”. (Well Doran : The History of Civilisation, jilid 16)

Bahkan ada pemikiran, Hawa bukanlah manusia. Dalam sebuah buku, seorang pendeta pernah mengatakan demikian, ”Perempuan tidak ada ikatan atau hubungan spesies manusia”. Wester Mark: The History of Marriage.

Hal senada juga disebutkan dalam sebuah Ensiklopedia, kutipan sebuah hasil rapat dua konferensi kegerejaan mengenai perempuan yang dilaksanakan di Roma tahun 582 M mengeluarkan komunike: ”Perempuan adalah mahluk yang tidak mempunyai jiwa dan oleh sebab itu selamanya tidak akan menikmati taman Firdaus dan tidak masuk kerajaan langit. Perempuan adalah kekejian perbuatan setan, tidak ada hak bicara dan tertawa dan tidak boleh memakan daging, bahkan setinggi-tingginya hak dia adalah menghabiskan semua kesempatan untuk melayani laki-laki tuannya, atau menyembah Tuhan Allah”. (Encyclopedie La Rousse, kata Femme)

Perempuan lebih rendah dari laki-laki, dan di bawah kekuasaan laki-laki, dan boleh diceraikan kapan saja (Ulangan 24 : 1-4)

Seharusnyalah perempuan berdiam diri dan menerima ajaran dengan patuh. Aku tidak mengizinkan perempuan mengajar dan juga tidak mengizinkannya memerintah laki-laki; hendaklah ia berdiam diri. (I Timotius 2 : 11-12)

Demikian buruknya pandangan gereja terhadap perempuan, sehingga kondisi perempuan terus berjalan dari yang buruk kepada yang lebih buruk hingga abad ke-17 M. Ketika itu perempuan berada pada level perbudakan dan kehinaan yang paling rendah.

Di Inggris ada undang-undang yang memperbolehkan laki-laki menjual istri-istrinya seharga 6 pounsterling. Sekitar tahun 1790, harganya menjadi 2 sen. (Abbas Akkad : Al-mar’ah fil al-Qur’an, hal.192.)

Sehingga kemudian muncullah feminisme. Gerakan ini muncul pada 1785 berawal dari perkumpulan terpelajar kalangan bangsawan di Middleburg-Belanda. Dari Belanda gerakan ini menyebar ke seluruh Eropa dan Amerika, dipelopori oleh Lady Mary Wortley Montagu & Marquis de Condorcet.

Sejatinya, gerakan feminisme muncul sebagai akibat ketidakpuasan perempuan terhadap hukum-hukum Bibel, sebagai bentuk protes terhadap norma-norma sosial saat itu, norma-norma yang didominasi oleh gereja pada abad 18, yang menindas perempuan.

Islam Pembebas Perempuan

Islam justru datang membebaskan perempuan. Islam hadir sebagai ideologi pembaharuan terhadap budaya-budaya, terhadap doktrin-doktrin gereja yang menindas perempuan dan kemudian mengubah status perempuan secara drastis. Tidak lagi sebagai second creation (mahluk kedua setelah laki-laki) atau penyebab dosa. Justru Islam mengangkat derajat perempuan sebagai sesama hamba Allah seperti halnya laki-laki.

Jika feminisme adalah gerakan protes terhadap gereja dan Bibel, maka Islam adalah ideologi yang justru menjawab protes tersebut. Maka, jika saat ini umat Islam masih ada yang ikut-ikutan latah mengampanyekan ide-ide feminisme, maka sungguh, dia adalah Muslim yang buta dengan ajaran-ajaran Islam!

Oleh : Irena Handono

Source : eramuslim.com

Minggu, 21 Oktober 2012

Logika Setan


Setiap aspek dan gerak kehidupan manusia tak lepas dari tantangan.  Utamanya, tantangan yang  ditimbulkan oleh musuh  abadi umat manusia, yaitu SETAN.  Banyak yang menarik jika kita menelaah penjelasan al-Quran tentang bagaimana logika dan kiat-kiat setan dalam menyesatkan manusia. sebagai Muslim, kita sudah dijelaskan dalam banyak ayat al-Quran  bahwa setan adalah musuh manusia yang nyata.  Setan tak pernah berhenti berusaha untuk menyesatkan manusia. “Dan janganlah kamu sekali-kali dipalingkan  oleh setan; sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagimu.” (QS az-Zukhruf:62).

Salah satu metode setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan cara memoles perbuatan maksiat dan jahat sehingga tampak indah dalam pandangan manusia. “Iblis berkata: Ya Rabbi, karena Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, maka pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan  mereka semuanya.” (QS al-Hijr:39).

Iblis sangat berpengalaman dalam soal sesat menyesatkan manusia. Di sorga, Iblis berhasil membujuk Adam agar melanggar larangan Allah. Caranya, dikatakan oleh Iblis, bahwa pohon yang dilarang untuk dimakan, justru merupakan pohon yang menjadikan Adam akan menjadi kekal di sorga. Karena itulah Iblis menyebut pohon larangan itu dengan nama “syajaratul khuldi” (pohon keabadian).  Dalam al-Quran digambarkan bagaimana Iblis membujuk Adam: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa.” (QS Thaha:120).

Salah satu kiat setan dalam menyesatkan manusia adalah dengan memandang baik perbuatan-perbuatan yang telah diharamkan oleh Islam. “Demi Allah, sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami kepada umat-umat sebelum kamu, tetai setan menjadikan umat-umat itu memandang baik perbuatan mereka (yang buruk); maka setan menjadi pemimpin mereka di hari itu dan untuk mereka azab yang pedih. (QS an-Nahl:63)…”Setan pun menjadikan indah dalam pandangan mereka, apa yang mereka kerjakan.” (QS al-An’am:43).
Cobalah kita renungkan penjelasan al-Quran tentang pandangan kaum musyrik yang memandang baik tindakan mereka dalam membunuh anak-anak mereka sendiri (QS al-An’aam:137).  Membunuh anak-anak adalah suatu bentuk kejahatan, tetapi dengan logika setan, tindakan buruk itu bisa dipoles sehingga dianggap baik manusia.

Karena itulah , logika dan kerja setan memang bertentangan dengan logika dan tindakan orang mukmin. Jika sifat orang  mukmin selalu melaksanakan amar makruf nahi munkar, maka setan justru sebaliknya. Kerja mereka yang utama adalah memerintahkan kepada yang munkar dan membenci kebaikan (al-ma’ruf). Disebutkan dalam al-Quran:
“Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuata keji dan munkar.” (QS an-Nuur: 21).

Al-Quran (al-An’am:112) mengingatkan, bahwa sesungguhnya musuh para nabi adalah setan dari jenis manusia dan setan dari jenis jin,  yang pekerjaan mereka adalah menyebarkan “kata-kata indah” (zukhrufal qawli)  dengan tujuan untuk menipu manusia.  Malik Bin Dinar, seorang ulama terkenal (m. 130 H/748 M) pernah berkata: “Sesungguhnya setan dari golongan manusia lebih berat bagiku daripada setan dari golongan jin. Sebab, setan dari golongan jin, jika aku telah membaca  ta’awudz, maka dia langsung menyingkir dariku, sedangkan setan dari golongan manusia dapat mendatangiku untuk menyeretku melakukan berbagai kemaksiatan secara terang-terangan.” (dikutip dari Imam al-Qurthubi, 7/68 oleh Dr. Abdul Aziz bin Shalih al-Ubaid, Menangkal Teror Setan (Jakarta: Griya Ilmu, 2004), hal. 88).

Setan – baik dari golongan manusia maupun dari golongan jin – memiliki ambisi utama untuk menyesatkan manusia, seluruhnya. “Dan mereka membantah dengan (alasan) yang batil untuk melenyapkan kebenaran dengan yang batil itu.” (QS al-Ghafir:5).

Jadi mudah sekali mengenali logika setan. Yakni, siapa saja yang menjadi pendukung kebatilan dan kemunkaran, pasti ia telah menggunakan logika setan.  “Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Barangsiapa yang mengikuti langkah-langkah setan, maka sesungguhnya setan itu menyuruh mengerjakan perbuatan yang keji dan munkar.” (QS an-Nur: 21; lihat juga QS al-Baqarah: 168-169).
Bagi kaum Muslim, tindakan Irshad Manji yang mempromosikan lesbianisme pasti termasuk tindakan keji dan munkar. Begitu juga konser-konser Lady Gaga yang sangat vulgar dalam mengumbar pronografi dan pornoaksi serta indikasi pemujaan setan, pastilah termasuk kategori tindakan keji dan munkar.  Orang mukmin sejati tidak akan menggunakan logika setan atau bersekutu dengan setan, sehingga termasuk dalam barisan orang-orang yang mendukung terlaksananya tindakan keji dan munkar.

Bahkan, kita diingatkan oleh Allah SWT dalam Surat Yasin: “Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah  setan? Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kamu  dan hendaklah kamu menyambah-Ku. Inilah jalan yang lurus!” (QS Yasiin: 60-61).
Mengingat begitu berat dan sulitnya menghadapi tipudaya setan, disamping mengajarkan seluk-beluk tipu daya setan dan cara mengatasinya, Rasulullah SAW juga mengajarkan sejumlah doa, diantaranya: “A’uudzu billaahi as-samii’il ‘aliimi  min asy-syaithaani ar-rajiimi.” (aku berlindung kepada Allah Yang Maha Mendengar dan Maha Mengetahui dari setan yang terkutuk).

Semoga, kita semua, kaum mukmin,  tidak berdiri  dalam barisan kemunkaran dan kekejian.  Semoga pula, kita dapat mengambil hikmah dari kasus Irshad Manji dan Lady Gaga, sehingga kita mampu mengikuti shirathal mustaqim, jalan yang lurus, yaitu jalannya para Nabi, dan bukannya jalan setan yang  bangga menampilkan diri sebagai pembela tindakan keji dan munkar. Amin.*/Surabaya,  20 Mei 2012

Penulis Ketua Program Studi Pendidikan Islam—Program Pasca Sarjana Universitas Ibn Khaldun Bogor). CAP hasil kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com

Red: Cholis Akbar
Source : hidayatullah.com